Senin, 24 Juni 2013

The Day We Met part II

Setelah upacara siswa baru, aku melihat dimana kelasku. Ternyata aku kelas 1-C, sekelas dengan Yi. Aku pun mengambil tempat duduk pojok belakang dengan Yi. Entah kenapa kalau aku duduk di depan aku agak tidak fokus untuk menerima pelajaran, begitu juga dengan Yi.
            “Sumimasen (permisi), bolehkah aku duduk sebelah sini?” Tiba-tiba anak cowok berperawakan kecil itu menunjuk bangku di depanku. “Dozo (silahkan)” Aku mempersilahkan. “Oh ya, perkenalkan namaku Ai. Kamu?” “Aku Kwon Ji Young” Anak itu memperkenalkan dirinya dengan malu-malu” “Apakah kau berasal dari Korea?” Tanyaku. Kwon hanya mengangguk. “Wah, kebetulan sekali. Aku dan Yi lahir di sana” Ucapku gembira.
            Tiba-tiba ada anak laki-laki yang 2 kali lebih besar dari Kwon memasuki kelas kami. “Oh, Hikaru. Sini!” Kwon memanggil laki-laki itu. “Oh, hai. Namaku Ai” Aku memperkenalkan diriku. Ternyata anak ini memiliki paras tampan juga. “Oh, namaku Ryuzaki Hikaru. Salam kenal” Hikaru memperkenalkan diri. Aku pun pergi untuk memperkenalkan diriku di antara teman-temanku yang lain.
            Pelajaran pun mulai. Aku mulai mengeluarkan buku catatanku. “Wah, Ai-chan keren ya. Baru juga sekolah mulai, sudah punya teman banyak.” Hikaru memujiku. “Ah tidak juga. Aku suka saja memperkenalkan diriku ke teman-teman” Aku tersipu malu. “Tuh, dengerin tuh, Jiyoung. Kamu harus seperti Ai yang supel.” Hikaru menggoda Kwon. “Kwon memang pemalu, jadi sejak SMP temannya sangat sedikit hahahaha” Hikaru tertawa keras yang disambut dengan amukan Tobuka sensei.
                Setelah pelajaran Tobuka sensei adalah fisika. Tetapi guru fisika kami tidak hadir. Akhirnya kami menggunakan jam kosong ini untuk saling mengakrabkan diri.
            Aku sedang berbincang-bincang dengan Haru-san ketika aku melihat cewek dengan rambut pendek sebahu termenung sendiri. Aku segera memperkenalkan diriku. “Namaku Ai, kamu?” “Aku... Namaku.... Yui” Dia tampak malu-malu. “Yui, kenapa kamu malah duduk di sini sendirian? Cobalah untuk berbincang-bincang dengan teman sekelasmu.” “Aku... malu karena aku tidak punya teman dari SMPku dulu” Dia menundukkan kepalanya. “Aku akan membuatmu memiliki teman, tenang saja” Aku segera menarik tangan Yui dan memperkenalkan dia pada Haru-chan dan yang lainnya. Yui pun dapat berbaur dengan yang lain walaupun setiap kami berkumpul dia harus kutemani.
            Jam istirahat makan siang. Aku segera membuka bento (bekal makan siang) yang disiapkan ibuku sebelum dia pergi berangkat kerja. “Wah, bento Ai terlihat enak” Kwon melihat bentoku. “Terima kasih, Kwon. Kau boleh mencicipi kalau kamu mau” Aku menawari Kwon, tetapi Kwon menolak dengan halus. “Oh ya, karena kami semua berasal dari Korea, bagaimana kalau kita mengobrol dengan bahasa Korea?” Yi mencoba untuk menjahili Hikaru. Yi memang selalu jahil. “Yah, aku kan tidak mengerti apa-apa tentang bahasa kalian. Jangan begitu dong, kalian semua!” Hikaru tampak cemberut, sementara kami tertawa terpingkal-pingkal.
“Eeto... Boleh aku bergabung dengan kalian?” Yui datang dengan membawa bentonya. “Oh, silahkan.” Aku menggeser tempat dudukku agar Yui bisa duduk di sebelahku. “Hai, namaku Lee Seung Hyun” Yi mengulurkan tangannya di hadapan Yui. Yui hanya tersenyum. “Namaku Yui” Jawabnya dengan lembut. Kami pun melanjutkan makan siang kami.
Bel pulang sekolah pun berbunyi. Aku mengobrol dengan Haru dan Yui sebentar, lalu menyusul Yi yang telah menungguku di depan gerbang sekolah. Eh, aku agak tidak paham dengan pelajaran matematika tadi. Udah gitu diberi PR juga.” Yi mengeluh. “Yah, nanti kalau bisa aku akan mengajarimu. Bagaimana kalau kamu belajar di rumahku saja? Nanti aku juga minta kue bikinanmu juga ya?” “Oh ya, Yui itu manis juga ya? Sayang dia pemalu” Tiba-tiba muka Yi jadi serius. “Muka kamu terlalu serius ah. Siapa sih cewek yang nggak pernah kamu puji manis? Dasar”
“Tadaima~ (Aku pulang)” “Oh, Okaeri (Selamat datang kembali)” Dae oppa yang menjawab. “Lo, Young-oppa mana? Kok tumben belum pulang?” Tanyaku. “Young-hyung pasti banyak urusan. Habisnya dia suka sekali cari kesibukan” Jawab Dae-oppa sambil menonton televisi. “Acara apa sih, kok serius amat?” Tanyaku sambil duduk di sebelah Dae-oppa. “Ano, aku tidak begitu memahami film ini, tetapi cewek-cewek disini cantik semua” Ujar Dae-oppa sambil tersenyum. “Ih, Dae-oppa hentai (mesum)!” Aku memukuli Dae-oppa dengan bantalku, Dae-oppa hanya tertawa.
Bel berbunyi. Aku segera membuka pintu. “Hai, Yi. Silahkan masuk.” Aku mempersilahkan Yi masuk. “Permisi. Ah, Dae-hyung. Aku punya game baru lo. Baru saja download, seru sekali!” Yi dan Dae-oppa memang dekat gara-gara mereka berdua sama-sama Gamers. “Sudah Yi, katanya kamu kesini untuk belajar -_-“ Aku mengacak-acak rambut Yi. “Aduh, iya iya. Tapi kue bikinanku sudah habis, dan tidak ada masakan di rumah.” Yi mencoba untuk merapikan rambutnya kembali. “Yaudah, makan dulu, kebetulan masih ada Ebi (udang) sisa tadi pagi”
Kami pun selesai mengerjakan peer matematika. “Ahh, semua ini membuatku lelah” Yi menggerakkan lengannya. “Aku juga capek ngajari kamu” Aku pun berbaring. “Eh, sepertinya aku mulai menyukai Yui deh” Kata Yi tiba-tiba. “Suka? Kamu saja baru kenal dengan dia” Aku pun tertawa. “Iya, tapi entah kenapa aku selalu memikirkan dia. Mungkin dia suka denganku kali ya? Hahaha” Yi tertawa garing. “Dasar, kepercayaan dirimu benar-benar besar sekali”

            “Aku pulang” Young-oppa akhirnya pulang. “Oppa, kenapa kau lama sekali?” Tanyaku. “Habis, aku kan anggota OSIS, aku jadi sibuk. Eh, ada Lee juga. Hai, Lee. Bagaimana sekolahmu? Apakah Ai melakukan sesuatu yang buruk?” Young-oppa hobi banget mengkhawatirkanku dan Dae-oppa. Dia seperti memperlakukanku seperti anak umur 5 tahun yang selalu dijaga ketat, dan aku paling benci dengan sifat itu. Tapi menurut Yi itu adalah contoh kakak yang baik, karena Yi punya Unnie (kakak perempuan) yang tidak pernah peduli kepada Yi dan adik perempuannya. “Yah, sekolah kami baik-baik saja, tidak ada masalah hehehe. Oh, Ai, aku mau pulang dulu. Hari sudah mulai petang. Sampai jumpa besok” Yi pun meninggalkan rumahku. “Jadi, siapa yang disini ingin makan okonomiyaki?” Young-oppa menawari kami. Aku dan Dae-oppa langsung berteriak tanda setuju.

Bersambung ...

0 komentar:

Posting Komentar

By :
Free Blog Templates