Selasa, 02 Juli 2013

The Day We Met Part VIII

Musim dingin hampir tiba. Sudah beberapa bulan ini Kwon tidak memiliki teman sebangku, tapi untunglah ajaranku dan Hikaru tentang membuat Kwon menjadi supel bekerja, sekarang Kwon mempunyai beberapa teman.
            “Hey, aku ingin mengatakan sesuatu.” Sekarang kami sedang berada di padang rumput favorit kami. Walaupun sekarang musim gugur tetapi tempat ini masih terlihat indah. “Apa?” Aku penasaran. “Saat musim dingin, sepupuku dari Korea aka pindah ke sini, dan dia berencana melanjutkan sekolah di sekolah kita.” Kwon tampak senang. “Wah, Kwon, akhirnya kau tidak sendiri lagi. Kalau boleh tahu namanya siapa? Cewek atau cowok? Penampilannya bagaimana?” Aku menghujani Kwon dengan berbagai pertanyaan. “Ehm.. Cowok, aku lupa dengan namanya, yang aku ingat hanya nama keluarganya Choi. Aku tidak begitu mengerti penampilannya. Aku saja terakhir melihatnya pada saat kita SD.” Jawab Kwon. “Kok bisa?” Rupanya Yui juga penasaran. “Iya, habisnya keluarga mereka sangat tertutup sih, bahkan dengan keluarganya sendiri.” Keluh Kwon. Bicara tentang tertutup .... Ah, sudahlah.
            “Tadaima~” Aku segera melepas sepatuku dan menaruhnya di rak sepatu. “Ah, okaeri Ai-chan~” Sambut Young-oppa dari dapur. Hari ini aku masak Chicken Katsu kesukaanmu nih. Kamu mau makan sekarang?” “Tidak usah, oppa. Aku ingi tidur saja, aku capek.” Aku pun ke atas agar aku bisa segera tidur siang.
            “Ai...” Aku mencari sumber suara itu. “Ai...” Suara itu semakin mendekat. “Siapa kamu?” Aku ketakutan. Oppa, tolong aku!” “Tenang, ini hanya aku.” Tiba-tiba datang seorang laki-laki yang tidak asing lagi. Tunggu, bukankah dia ... “Kau... Cowok yang kuberi kancing pada saat kelas 3 SMP?” Tidak salah lagi, dia pasti cowok tertutup itu, cowok tertutup yang menjadi cinta pertamaku itu!
            Dia hanya mengangguk. “Mulai sekarang aku akan selalu dekat denganmu, tetapi ingat, hanya sebentar saja ya?” Cowok itu menggapai tanganku dan mengecup punggung tanganku. “Maksudmu apa? Hey, tunggu ...”
            Aku pun terbangun. Napasku ngos-ngosan. “Fiuh, ternyata Cuma mimpi.” Batinku. Tapi, kenapa ya aku memimpikan dia lagi? Aku pun melihat jam dinding. Jam 2, sebaiknya aku makan siang saja. Dan aku pun turun untuk mengambil makan siangku.
            “Aku tidak mengerti bagian ini.” Terdengar suara Young-oppa. Mungkin ada seorang tamu. “Oh, begini caranya...” Terdengar suara seseorang, sepertinya cewek. “Oh, hai Ai. Sudah bangun?” Young-oppa melihatku dan tersenyum kepadaku. Rupanya suara cewek itu milik Dara-unnie. “Hai, Oppa, unnie. Ngapain sih?” Aku pun memasuki ruang tamu untuk melihat apa yang dilakukan oleh kakakku. “Oh, ini. Oppamu ini sangat lemah dalam hal matematika, jadi aku ke sini untuk mengajarinya, sekalian aku ingin melihatmu lagi.” Dara-unnie tersenyum padaku. “Kalau begitu, aku makan dulu ya. Oppa, chicken katsunya masih ada?” Tanyaku. Oppa hanya mengangguk. “Oh ya, aku memberimu sebuah es krim.” Dara-unnie menambahkan. “Arigatou, unnie~”
*
            Musim dingin pun tiba, hari ini mungkin memasuki hari kedua. Tapi sialnya sekolah tidak libur, tetapi kami hanya diberi libur 7 hari, dari natal hingga tahun baru. Dan aku tidak tahu kenapa cowok tertutup alias cinta pertamaku selalu datang di mimpiku, baik tidur siang maupun tidur malam.
“Hah, padahal aku ingin jalan-jalan ke pusat perbelanjaan, membeli sweater baru.” Keluhku pada Yi. “Padahal aku ingin mengajak Yui jalan-jalan.” “Dasar, Yui saja yang ada di pikiranmu.
            Hari ini kami tidak pergi ke padang rumput seperti biasa, melainkan kami hanya berbincang-bincang di kelas saja, karena kelas kami mempunyai penghangat ruangan sendiri, jadi kami memanfaat fasilitas ini untuk menghangatkan diri sendiri. “Eh, besok saudaraku akan mulai sekolah di sini lo.” Kwon membuka pembicaraan. “Wah, jadi tidak sabar melihat penampilannya. Memangnya bagaimana penampilannya? Apakah kau sekarang tahu siapa namanya?” Cerocosku “Hmm... Kalau tidak salah namanya Choi Seung Hyun. Menurutku dia sangat keren.” Kwon menggaruk kepalanya. “Wah, nama belakangnya sama denganmu, Yi. Mungkin dia akan bersahabat denganmu?” Aku tersenyum pada Yi. “Ha, aku tidak mau. Aku tidak seberapa kenal kok.” Yi mencibir. Aku jadi semakin penasaran ...
*
Kwon’s POV
            Hari ini adalah awal dari musim dingin. Hari ini keluarga Choi akan tiba di rumah lama mereka. Eommaku menyuruhku untuk ikut mereka untuk menyambut saudaraku. “Ngapain aku harus ikut? Aku tidak begitu akrab dengannya.” “Sudahlah, ikut Eomma saja.”
            Aku memakai tuksedo yang sudah lama disimpan oleh Eommaku dan hanya dikeluarkan pada saat acara resmi. Aku pun mengagumi rumahnya. Pastilah saudaraku kaya sekali, rumahnya saja seperti ini.
            Tidak lama kemudian saudara kami datang. Supir pun turun untuk membukakan pintu belakang, tempat keluarga Choi berada. Yang pertama turu adalah Tuan Choi, Nyonya Choi, dan anak mereka. Aku pun memperhatikan penampilannya. Dia memakai jaket hitam dan celana jeans biru gelap. Rambutnya yang kaku, matanya yang tajam, bibirnya yang tipis, pipinya yang tirus, dan tubuhnya yang tegap membuatku kagum. Tunggu, kenapa semua tipe cowok idaman Ai ada di dalam dirinya?
            Jiyoung, ini Seunghyun, saudaramu. Seunghyun, ini Jiyong, saudaramu. Dia akan menunjukkan sekolahmu besok lusa. Nyonya Choi mengenalkan anaknya padaku. “Seunghyun, mohon bantuannya.” Suaranya yang berat dan kata-katanya yang terlalu resmi, cocok seperti cowok yang diidamkan oleh Ai. “Jangan terlalu resmi. Aku Jiyoung.” Aku berusaha ramah padanya. “Maaf, aku agak tidak terbiasa. Hey, kau masih ingat bila kita selalu main pada saat kita masih kecil?” Seunghyun tersenyum padaku. “Hmm, mungkin aku sedikit lupa, maaf hehehe” Aku memang pikun. “Bagaimana kalau kita bermain game sebentar di rumahku?” Choi menepuk punggungku. “Tentu saja.”
            “Jiyoung, ayo pulang! Besok kamu harus sekolah!” Teriak Eommaku dari bawah. “Tunggu sebentar bu!” Aku balas berteriak. “Ehm... Seunghyun, terima kasih atas semuanya. Aku tidak tahu kau mempunyai semua game terbaru.” Aku mengagumi semua koleksi gamenya maupun game consolenya. “Yah, ini semua agar aku tidak bosan di rumah. Oh ya, sampai jumpa besok di sekolah ya.” Seunghyun tersenyum padaku lagi.
*
            Hari ini kami tidak berkumpul di padang rumput seperti biasanya. Fasilitas pemanas ruangan membuat sahabat-sahabatku, termasuk Ai betah di dalam kelas. “Eh, besok saudaraku akan mulai sekolah di sini lo.” Aku memulai pembicaraan. Muka Ai menunjukkan ketertarikan. “Wah, jadi tidak sabar melihat penampilannya. Memangnya bagaimana penampilannya? Apakah kau sekarang tahu siapa namanya? Cerocos Ai “Hmm... Kalau tidak salah namanya Choi Seung Hyun. Menurutku dia sangat keren.” Aku berusaha untuk tenang walaupun hatiku merasakan kecemburuan yang luar biasa, akhirnya aku hanya bisa meluapkannya melalui menggaruk kepala, padahal kepalaku tidak gatal. “Wah, nama belakangnya sama denganmu, Yi. Mungkin dia akan bersahabat denganmu?” Rupanya Ai mencoba menggoda Lee. “Ha, aku tidak mau. Aku tidak seberapa kenal kok.” Yi mencibir. Kami pun tertawa. “Semoga saja Ai benar-benar tidak mencintai Seunghyun...”

Kwon’s POV End

Bersambung

0 komentar:

Posting Komentar

By :
Free Blog Templates